Kelompok 2
1.Adli Rizal
Farabi A1B113088
2.Ayu Mustika
S.N A1B113098
3.Dina Mulianti A1B113081
4.Fania
Damayanti A1B113087
5.Fatmawati A1B113066
6.Fitriani A1B113095
7.Henny
Muhdianti A1B113090
8.Intan Kurnia
Sari A1B113079
9.Laily
Mukhlisah A1B113016
10.Mega Puza
Purnamasari A1B113099
11.Puji Lestari A1B113045
12.Siti Maryam A1B113031
13.Yulina Rahmi A1B113044
14.Yuniwati
Khairunnisa A1B113033
MORFOLOGI
A. Pengertian Morfologi
Kata Morfologi berasal dari kata
morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang
digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu.
Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti
ilmu tentang bentuk. Morfologi adalah cabang linguistik
yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa
sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk
bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan
dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata
itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Dengan kata lain, secara struktural
objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata
pada tingkat tertinggi. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu
yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
B. Morfem
1. Pengertian
Morfem
Morfem adalah satuan bahasa yang
turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat
juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan
aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan.
Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga
merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada
kata duga.
2. Alomorf
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang
mempunyai fungsi dan makna yang sama yaitu merupakan unsur yang membentuk verba
aktif. Setiap morfem mempunyai alomorf satu, dua, atau juga enam. Beberapa
bentuk alomorf dari beberapa morfem yaitu:
1. Morfem ber-, mempunyai alomorf ber-, be-, dan
bel-.
a. Ber-
Contohnya : bertamasya
b. Be-
Contohnya : bepergian
c. Bel-
Contohnya : belajar
2. Morfem me-, mempunyai
alomorf me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan meny-.
a. Me-
Contohnya : mewajibkan, merajut
b. Mem-
Contohnya : membawa, mempunyai
c. Men-
Contohnya : mencangkul, menulis, menndapatkan
d. Meng-
Contohnya : menggulung, mengkaji
e. Menge-
Contohnya : mengecat
f. Meny-
Contohnya : menyapu, menyiram, menyingkir
3. Morf
Morf adalah nama untuk semua bentuk yang
belum diketahui statusnya, ( misal i pada kenai ).
4.
Klasifikasi Morfem
Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Morfem Segmental dan Morfem Supra Segmental
Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tak Bermakna Leksikal
Morfem Utuh dan Morfem Terbagi
Mofem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (Stem), dan Akar (Root)
C. Kata
1. Hakikat
Kata
Menurut bahasawan tradisional kata
adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian. Batasan kata yang umum kita
jumpai dalam berbagai buku linguistik Eropa adalah bahwa kata merupakan bentuk
yang ke dalam mempunyai susunan fonologis yang stabil dan tidak berubah dan
keluar mempunyai kemungkinan mobilitas di dalam kalimat. Batasan tersebut
menyiratkan dua hal. Pertama, bahwa setiap kata mempunyai susunan fonem yang
urutannya tetap dan tidak dapat berubah serta tidak dapat diselipi atau
diselang oleh fonem lain. Kedua, setiap kata mempunyai kebebasan berpindah
tempat di dalam kalimat, atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata
lain; atau juga dapat dipisahkan dari kata lainnya.
2.
Klasifikasi Kata
Para tata bahasawan tradisional mengguaakan kriteria
makna dan kriteria tungsi. Kriteria makna digunakan urltuk mengidentifikasikan
kelas verba, nomina, dan ajektifa; sedangkan kriteria fungsi digunakan untuk
mengidentifikasikan preposisi, konjungsi, adverbia, pronomina, dan
lain-lainnya. Verba adalah kata yang menyatakan tindakan atau perbuatan; yang
disebut nomina adalah kata yang menyatakan benda atau yang dibendakan; dan yang
disebut konjungsi adalah kata yang bertugas atau berfungsi untuk menghubungkan
kata dengan kata, atau bagian kalimat yang satu dengan bagian yang lain.
3. Pembentukan Kata
Pembentukan
kata ini mempunyai dua sifat, yaitu membentuk kata-kata yang inflektif, dan
kedua yang bersifat derivatif. Apa yang dimaksud dengan inflektif dan derivatif
akan dibicarakan berikut ini.
1). Inflektif
Kata-kata dalam bahasa-bahasa
berfleksi, seprti bahasa arab, bahasa latin, bahasa sansekerta, untuk dapat
digunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan
kategori-kategori gramatikal yang berlaku dalam bahasa itu.
2). Derifatif
Pembentukan kata secara derivatif adalah membentuk kata baru, kata yang
identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya, contoh dalam bahasa
indonesia dapat diberikan, misalnya, dari kata air yang berkelas nomina
dibentuk menjadi mengairi yang berkelas verba: dari kata makan yang berkelas
verba dibentuk kata makanan yang berkelas nomina.
D. Proses
Morfemis
1. Afiksasi
Afiksasi sering pula disinonimkan
dengan proses pembubuhan afiks (imbuhan). Afiksasi atau proses pembubuhan
imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan afiks pada bentuk dasar.
Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata berimbuhan. Afiksasi dalam
bahasa Indonesia sangat memegang peranan penting. Hal itu didasarkan pada suatu
kenyataan, bahwa bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa aglutinatif.
Afiks dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Hal itu akan sangat
bergantung pada segi tinjauannya. Menurut Suryadi Abdillah H. (2011), macam
afiks dapat ditinjau dari posisi atau letaknya, asalnya, serta produktifnya,
yaitu:
1.
Afiks Ditinjau dari Letaknya.
Dari letak atau posisi melekatnya, afiks dapat dibagi
menjadi empat macam yaitu prefiks atau awalan, infiks atau sisipan, sufiks atau
akhiran, dan konfiks atau imbuhan gabungan.
a. Prefiks
Prefiks ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan
di bagian muka dasar (mungkin kata dasar atau kata kompleks/ jadian).
Contoh:
ber- :
berjalan, berdiri, bekerja, belajar, berlari, bertamu, berpikir, dll
meN- : membeli,
mencuci, meniru, mendarat, mengampu, menyanyi, melihat, dll
memper- :
memperbanyak, memperindah, mempermudah, memperbesar, dll
di- : dibeli,
dicuri, diambil, didengar, diraba, dijilat, diputar, dimakan, dll
ter- :
terkenal, terinjak, terbawa, terhormat, terpandai, termakan, terdengar, dll
per- :
perlebar, perpanjang, persempit, perluas, perluas, perkecil, dll
peN- : pembeli,
penjual, penata, pengampu, pemakan, penyanyi, dll
pe- :
pedagang, pelari, peternak, pekebun, petinju, peserta, petenis, dll
pra/pre- :
prasejarah, praduga, praremaja, prefiks, prajabatan, prakarya, dll
b. Infiks
Infiks ialah afiks yang diselipkan atau dilekatkan di
tengah kata dasar.
Contoh:
-el- : telunjuk, temali, telapak,
gelembung, geligi, pelatuk, gemulung
-er- :
serabut, seruling, gerigi
-em- :
kemuning, kemelut, kemilau, temali
-in- :
kinerja, sinambung, tinambah
c. Sufiks
Sufiks ialah morfem terikat yang
digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan pada akhir dasar.
Contoh:
-an :
bacaan, makanan, tulisan, hitungan, catatan, kiriman
-kan :
ambilkan, carikan, satukan, pisahkan, dengarkan, bicarakan
-i :
temui, jumpai, ambili, tulisi, tangkapi, pukuli, panggili, mintai, alami,
hewani
-ah : alamiah, insaniah,
ilmiah
-wi :
duniawi, ragawi, manusiawi
-nya :
rupanya, tampaknya, agaknya, akhirnya
-wan :
ilmuwan, sastrawan, budayawan, karyawan, wartawan, bangsawan
-wati :
wartawati, karyawati, seniwati
-in : muslimin, mukminin,
hadirin
-at :
muslimat, mukminat, hadirat
-a/-i :
dewa-dewi, mahasiswa-mahasiswi, putra-putri, muda-mudi
Morfem-morfem -ku, -mu, -nya, dan kau seperti pada bukunya,
sepedaku, rumahmu, dll bukan merupakan afiks, melainkan termasuk golongan
klitik karena morfem-morfem tersebut arti leksikal, sedangkan afiks tidak.
Morfem –nya yang termasuk golongan klitik ialah morfem –nya yang jelas
mempunyai pertalian arti dengan ia. Morfem nya yang sudah tidak mempunyai
pertalian arti dengan ia, misalnya rupanya, agaknya, kiranya, tampaknya,
akhirnya, termasuk golongan afiks karena hubungan dengan arti leksikalnya sudah
terputus.
Morfem –isme seperti dalam nasionalisme, patriotism,
dinamisme, liberalism juga tidak dapat dimasukkan ke dalam golongan afiks
karena morfem tersebut jelas masih memiliki arti leksikal. Morfem tersebut
termasuk golongan klitika.
d. Konfiks
Konfiks ialah gabungan prefiks dan
sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar.
Contoh:
meN-/-kan : membicarakan, menemukan,
menyelesaikan, mengatakan
men-/-i :
menjalani, memasuki, memukuli, mewarnai, melempari, menghadiri
ber-/-kan : berasaskan, beristrikan,
beratapkan, bermandikan, berdasarkan
ber-/-an : bepergian, beterbangan, berlarian,
berpandangan, beraturan,
ke-/-an : kalaparan, kedinginan, kehilangan,
kehabisan, kehujanan, kebanjiran
peN-/-an : pendaftaran, penelitian, pendanaan,
pengumuman, penulisan
per-/-an :
perbuatan, pertemuan, perjanjian, pergerakan, perjuanagan
se-/-nya : sebenarnya, sebaiknya, sesamanya,
sesungguhnya, secepatnya
memper-/-kan :
memperbandingkan, memperbincangkan, mempermasalahkan
memper-/-i :
mempersenjatai, memperbarui, memperbaiki
2.
Afiks Ditinjau dari Asalnya
Ditinjau dari asalnya, afiks bahasa
Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks asli dan afiks dari
bahasa asing.
a.
Afiks Asli
Afiks asli
ialah afiks-afiks yang memang merupakan bentukan atau afiks dari bahasa
Indonesia itu sendiri.
Contoh:
ke-an
+
adil
= keadilan
ter-
+
jatuh
= terjatuh
b.
Afiks Asing
Afiks asing
ialah afiks yang berasal atau hasil pungutan dari bahasa asing yang kini telah
menjadi bagian sistem bahasa Indonesia. Untuk menyatakan suatu afiks bahasa
asing telah diterima menjadi afiks bahasa Indonesia, apabila afiks tersebut
sudah mampu keluar dari lingkungan bahasa asing dan sanggup melekat pada bentuk
dasar bahasa Indonesia.
Contoh:
pra-
+
sejarah
= prasejarah
-ik
+
patriot
= patriotik
3. Afiks Ditinjau dari Produktifitasnya
Ditinjau dari produktifitasnya,
afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu afiks improduktif dan afiks produktif.
a.
Afiks improduktif
Afiks
improduktif ialah afiks yang distribusinya terbatas pada kata-kata atau
morfem-morfem tertentu saja, tidak dapat digunakan lagi untuk membentuk
kata-kata baru.
Contoh:
-is
+
nasional
= nasionalis
-wi
+
manusia
= manusiawi
b. Afiks produktif
Afiks
produktif ialah afiks yang memilki kesanggupan yang besar untuk melekat pada
kata-kata atau morfem-morfem lain, sebagaimana tampak dalam distribusinya.
2. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk
dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan
perubahan bunyi. Reduplikasi penuh seperti meja-meja (dari dasar meja), reduplikasi sebagian
seperti lelaki (dari dasar laki), reduplikasi dengan perubahan bunyi, seperti bolak-balik (dari dasar balik),
dan reduplikasi semu, seperti mata-mata, yaitu memiliki makna lain dengan makna
aslinya.
3. Komposisi
Komposisi adalah hasil dan proses penggabungan morfem
dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat sehingga
terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda, atau
yang baru.
Proses pembentukan kata dari dua
morfem bermakna leksikal.
Contoh : lalu + lintas = lalu lintas
rumah + sakit = rumah sakit
sapu + tangan = sapu tangan
4.
Konversi, Modifikasi
Internal dan Suplesi
Konversi, sering juga disebut
derivasi zero, transmutasi dan transposisi, adalah proses pembentukan kata dari sebuah kata menjadi
kata lain tanpa perubahan unsur
segmental.
Modifikasi internal (sering disebut juga penam bahan
internal atau perubahan internal) adalah
proses pembentukan kata dengan
penambahan unsur-unsur (yang biasanya berupa vokal) ke dalam morfem yang
berkerangka tetap.
Suplesi adalah proses morfologis
yang menyebabkan adanya bentuk sama sekali baru.
5. Pemendekan
Pemendekan adalah proses penanggalan
bagian-bagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk
singkat tetapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya Hasil proses
pemendekan ini kita sebut kependekan Misalnya bentuk lab (utuhnya
laboratorium), hlm (utuhnya halaman), l (utuhnya liter), dan SD (utuhnya
Sekolah Dasar).
Penggalan adalah kependekan berupa pengekalan
satu atau dua suku pertama dari bentuk yang dipendekkan itu. Misalnya, lab atau
labo dari laboratorium dok dari bentuk utuh dokter, dan perpus dan bentuk utuh
perpustakaan Yang dimaksud dengan smgkatan adalah hasil proses pemendekan.
E. Morfofonemik
Morfofonemik, disebut juga morfonemik, morfofonologi, atau morfonologi,
atau peristiwa berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologis, baik
afiksasi, reduplikasi maupun komposisi.